-->

7 Hal Penting Yang Tidak Boleh di Ucapkan Kepada Anak

Wahai para orang tua,  terutama kepada ibu yang berperan penting sebagai pendidik pertama dan utama pada anak-anaknya,  maka sebagai seorang  ibu kita perlu membekali diri tiap hari agar bisa dalam  mendidik anak-anak kita sesuai dengan perkembanan zaman.

Sumber : www.google.com

Kita juga tidak boleh meninggalkan adat dan norma yang berlaku dalam mendidik anak, jangan menghilangkan atau menjauhkan budaya lokal pada diri anak. Cara mendidik anak tentu saja melalui ucapan atau perkataan, namun perlu disayangkan bahwa masih banyak orangtua khususnya ibu, yang belum memahami bepata  pentingnya menjaga kata-kata di depan anak, karena akan dapat mempengaruhi perkembangan diri anak, psikologis, dan konsep diri anak.

Simak 7 hal penting yang sebaiknya tidak diucapkan kepada anak, terutama anak yang menginjak usia sampai dengan tujuh tahun :
1. Jangan sering memuji anak dengan berlebihan

Kebiasaan orang tua yang sering memberikan pujian dengan mudah juga bukan hal yang baik. Memberikan pujian dengan mudah akan memberikan kesan “murah”. Oleh sebab itu jika seorang anak  sedang atau dapat melakukan sesuatu yang sederhana, tidak perlu memberi pujian anak dengan kata “Luar Biasa! Luar Biasa!” Karena anak secara alamiah akan mengetahui dengan sendirinya hal-hal yang dia lakukan dengan biasa-biasa saja atau luar biasa.

Perlu diperhatikan wahai orang tua, pujilah  sikap (perbuatan baik) anak kita, dan jangan memberikan pujian dirinya atau hasil perbuatannya. Suatu contah apabila anak  mendapat hasil bagus di sekolah, pujilah “Alhamdulillaah, Ibu senang sekali dengan kerja keras kamu sehingga kamu mendapat nilai baik!”

Jika kita memberikan pujian atas hasil yang dilakukan anak dan bukan sikapnya, Akan menimbulkan kemungkinan bahwa  anak kita hanya akan berfokus pada hasil dan tidak peduli dengan sikap dan perbuatan yang baik, Contoh hanya untuk mendapat nilai ujian bagus, anak akan mencontek atau bertanya pada teman ketika ujian.

2. Jangan Pernah mengucapkan  kepada anak “Kamu itu Selalu…” atau “Kamu itu tidak pernah…”

Dengan mengucapkan kalimat dengan kata "Kamu selalu seperti...." atau "Kamu tidak pernah...". Kepada anak akan berakibat buruk juga pada anak. Kata-kata ini kadang refleks langsung terucap oleh orangtua dengan tidak disengaja, namun orang tua harus bisa berusaha menghindaril penggunaan kata yant terkadung pada kalimat ini kepada anak.

"Orang tua harus berhati-hati, karena pada kedua kata-kata itu ada makna di dalamnya. Di dalam kata  "Kamu selalu seperti..." dan "Kamu tidak pernah" adalah label yang bisa melekat selamanya di dalam diri anak," ujar Jenn Berman PhD, seorang ahli psikoterapis.

Berman mengungkapkan, bahwa pada kata pada kedua pernyataan yang kerap diucapkan oleh orang tua ini akan membentuk kepribadian anak. Anak-anak nantinya akan berubah  menjadi seperti apa yang dikatakan terhadap dirinya. Bila orangtua mengatakan kepada  anak selalu lupa harus meminta ijin dulu sebelum pergi bermain, maka ia akan menjadi anak yang tidak pernah meminta ijin apabila ingin bermain diluar.

"Sebaliknya, bertanyalah kepada anak tentang bagaimana cara agar orang tua dapat dia mengubah kebiasaannya. Suatu Contoh, 'Ibu perhatikan kamu sering lupa membawa pulang peralatan sekolah ke rumah. Apa yang bisa Ibu lakukan untuk membantu supaya kamu selalu ingat untuk membawa peralatanmu pulang ke rumah?'. Pernyataan seperti itu akan membuat anak merasa terbantu dan nyaman,..

3. Jangan Mengucapkan kepada anak “Bukan seperti itu caranya, mana biar ibu saja!”
Perkataan  lain yang harus kita hindari adalah "Bukan seperti itu caranya, mana biar ibu saja." Biasanya orangtua mengeluarkan perkataan atau ucapakan seperti ini jika mereka meminta anak membantu sebuah pekerjaan, tetapi anak tidak melakukannya seperti yang dikehendaki.  , orang tua harus menghindari pernyataan ini.

"Ini merupakan sebuah kesalahan, karena ia (anak) menjadi tidak pernah belajar dengan benar bagaimana caranya. Daripada mengucapkan kata-kata  demikian, lebih baik ibu melakukan langkah kolaboratif (bekerja sama, berkoordinasi) dengan mengajak anak melakukan pekerjaan yang anak tidak bisa lakukan itu bersama,  sambil  ibu menjelaskan bagaimana cara melakukannya,".

4. Memberikan ucapan Negatif tentang Diri Anak
"Kamu anak bodoh" “Kamu anak yang pelit!” “Kamu pemalas!”“Kamu gendut!”“Kamu nakal!”
Jenis ucapan atau perkataan seperti itu dapat menyakiti perasaan anak-anak. Hal buruk yang terjadi apabila ibu mengucapkan kalimat seperti contoh diatas maka mereka akan menjadi seperti  yang orang tua mereka katakan. Karena mengingat kata-kata seorang ibu bisa berarti doa untuk anak-anaknya.

Sebaliknya, selalu memberikan kata-kata yang mengandung hal-hal positif kepada anak. Jika anak menerima nilai buruk disekolah, jangan mengatakan, “Kamu sangat bodoh!”; Katakan sesuatu yang lain. Sebagai contoh, katakanlah, “Jika kamu lebih rajin dalam  belajark, kamu akan mendapatkan nilai yang lebih baik daripada ini karena kamu sebetulnya adalah anak pintar.” Bukankah kata-kata seperti ini akan lebih menenangkan hati anak kita?

 5. Jangan mengatakan kepada anak “Jangan Mengganggu, Ibu sedang Sibuk!”

Hal ini sering terjadi dan tampaknya adalah hal yang normal. Apabila seorang ibu sedang sibuk memasak di rumahnya. Atau ayah sibuk mengerjakan pekerjaan kantor yang dibawa kerumah. Atau mungkin juga ayah yang sedang menonton acara televisi kesukaan. Lalu datang anak yang keluar dari kamarnya. Tiba-tiba anak datang dan meminta bantuan kepada ayah atau ibu. Sedangkan ayah atau ibu dalam situasi yang ketat, orang tua dapat berteriak pada anak itu, “Jangan ganggu aku! Aku sibuk! ”

Apabila ada orang tua baik ayah ataupun ibu yang mengucapkan kalimat atau kata seperti pada pragram diatas, anak-anak mungkin merasa tidak berarti bagi orang tua, karena jika mereka meminta sesuatu pada orang tua mereka. Bayangkan wahai orang tua, jika sikap seperti itu selalu di ucapkan dan diterapkan pada anak-anak kita, maka sampai mereka tumbuh dewasa, ada kemungkinan bahwa saat mereka  besar mereka akan merasa tidak ada gunanya berbicara dengan orangtua.

Hal penting disarakan kepada semua orang tua bahwa jika memang sedang benar-benar sibuk, cobalah mengalihkan perhatian anak-anak untuk melakukan kegiatan lain sebelum kita membantu mereka. Suatu contoh, Apabila anak-anak sedang meminta bantuan dalam melakukan pekerjaan rumah mereka dan kondisinya kita sedang benar-benar sibuk, mintalah mereka untuk melakukan aktivitas lain terlebih dahulu seperti menonton TV. Lalu kemudian, datanglah kepada mereka untuk membantu, asalkan gangguan tersebut tidak terlalu lama.

6. Jangan pernah mengucapkan  “Jangan Menangis!”

Anak-anak selalu memiliki masalah baik bersama teman, saudara dan kerabatnya,  dengan anak-anak yang bertengkar dengan teman-teman mereka atau merasa kecewa karena perlakuan tertentu harus dilakukan secara bijaksana. Sebaiknya tidak  perlu untuk memarahi atau meminta anak-anak anda untuk tidak cengeng. Banyak anak yang mengalami hal tersebut, orang tua mengatakan pada anak-anak dengan kata , “Jangan cengeng!”, “Jangan sedih!”, “Jangan takut!”

Pernyataan Debbie Glasser, seorang psikolog anak, yang memberikan pernyataan bahwa kata-kata tersebut akan mengajarkan anak-anak bahwa perasaan sedang sedih adalah sesuatu hal yang tidak umum, bahwa menangis bukanlah hal yang baik, sedangkan sedabg menangis sendiri merupakan ekspresi dari emosi tertentu yang setiap manusia miliki.

Oleh karena itu, sebaiknya untuk menangani permasalahan ini, akan lebih baik untuk meminta anak-anak menjelaskan permasalahan yang penyebab  serta apa yang membuat mereka sedih. Jika mereka merasa diperlakukan tidak adil oleh teman-teman mereka, jelaskan pada mereka bahwa perilaku teman-teman mereka adalah tidak baik.

Dengan memberikan anak-anak sebuah  gambaran perasaan yang mereka rasakan, orang tua telah memberikan mereka pelajaran tentang Empati. Anak-anak yang sedangmenangis akan segera menghentikan atau setidaknya mengurangi tangisan mereka.

 5. Jangan pernah perkata “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkan kamu dihukum ayah”

sebuah pengalaman yang pernah anda alami, bahwa ada kalanya seorang ibu berada di rumah bersama anak-anak mereka tetapi tanpa disampingi ayahnya. Ketika anak-anak melakukan kesalahan, ibu tidak segera memberikan pernyatan kepada anak-anak tentang kesalahan yang mereka buat. Orang tua hanya mengatakan, “Tunggu saja sampai ayahmu pulang.” Ini berarti menunggu sampai saat ayahnya yang akan menghukum nanti.

Menunda mengatakan kesalahan dan hanya akan memperburuk keadaan. Ada kemungkinan bahwa ketika seorang ibu menceritakan kembali kesalahan yang dilakukan anak-anak mereka, ibu malah membesar-besarkan sehingga anak-anak menerima hukuman yang lebih dari seharusnya.

Ada kemungkinan juga orang tua terus lupa kesalahan anak-anak mereka, sehingga kesalahan yang seharusnya dikoreksi terabaikan. Oleh karena itu, akan lebih baik untuk tidak menunda dalam mengoreksi kesalahan yang dilakukan anak-anak sebelum menjadi lupa sama sekali, dan

Demikian 7 hal penting yang tidak boleh di ucapkan kepada anak-anak agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dengan baik. Namun dari ke 7 pantangan bagi orang tua ada hal yang sangat penting yiatu  Jangan pernah Membanding-bandingkan Anak

Dengan membandingkan anak,   hanya akan membuat anak anda merasa bingung dan menjadi kurang percaya diri. Anak-anak bahkan mungkin membenci orang tua mereka karena mereka selalu mendapatkan perlakuan buruk dari perbandingan tersebut (terhadap kakak, adik, atau anak-anak lain), sedangkan perkembangan setiap anak berbeda.

Dari pada  hanya membandingkan anak-anak nya, orang tua  sebaiknya langsung membantu untuk menyelesaikan persoalannya. Misalnya, ketika anak mengalami masalah mengenakan pakaian mereka sementara saudara mereka bisa melakukannya lebih cepat, orang tua harus membantu mereka untuk melakukannya secara benar.

Dari 7 perihal larangan bagi orang tua serta 1 tambangan, tidak hanya bagi orang tua saja, berlaku juga kepada Bapak atau ibu Pendidik karena selain orang tua dirumah, bapak dan ibu guru adalah orang tua di sekolah yang juga berperan penting dalam pendidikan anak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel