-->

Psikologi Motivasi Merubah Pesimis Menjadi Optimis

Pernah mengalami  keadaan gagal, terjatuh, terpurukpasti semua pernah mengalaminya. Ketika kondisi tersebut sedang menimpa kita, dunia terasa mengalami kiamat, namum semua itu merupakan cobaan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada kita sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya melebihi kemampuan untuk menghadapinya. namun, kita harus beradaptasi ketika posisi serupa datang lagi. Itulah masa-masa tersulitnya.
Psikologi Motivasi Merubah Pesimis Menjadi Optimis

Arti kata Psikologi adalah sebuah  ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Sengangkan motivasi adalah merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. 
Apa itu Optimis ...? Apa itu Pesimis ...?

optimis adalah merupakan sikap berpandangan atau anggapan baik dalam menghadap segala hal atau persoalan. Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Orang yang besifat pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian, sehingga ia enggan untuk selalu berusaha untuk mencoba.
Pentingnya motivasi Dapat kita rasakan karena motivasi merupakan sebuah Dorongan tak terlihat yang menjadi penyemangat untuk kita melakukan sesuatu. 
Artikel Disarankan - Masa Depan Kita yang Memilih Tuhan Yang Menentukan 
Adanya motivasi sangat diperlukan karena tanpa memiliki motivasi kita bagaikan kehilangan Gairah Hidup. Upayakan  Dalam satu hari, untuk menyempatkan minimal 5 - 15 Menit untuk Refreksi Diri ( Hening sejenak dari Aktivitas yang menyita waktu) & Memotivasi Diri entah itu dengan Membaca Artikel Artikel Motivasi, Membaca Al-Qur'an, Tafakkur serta Mendengarkan Pembicara Motivasi.

Untuk menghadapi sebuah persoalan yang mungkin kita sendiri tidak bisa menyelsaikan yakinlah akan hal-hal berikut 
1. Kita Tidak Sendiri
Jika terus berdiam diri sendirian, kita mungkin akan terjebak pada perasaan tidak adil. Kita terus meratap, mengutuk dan mendadak lupa akan segala nikmat hidup. Semuanya terlihat buruk.
Coba lihat diluar sana .... kita akan merenung sendiri melihat orang-orang mengerang kesakitan di rumah sakit, atau yang memungut sisa-sisa makanan, atau yang menggigil kesepian di tahanan, di panti-panti, di pinggir-pinggir jalan, di sudut-sudut rumah.

2. Hidup Tak  Selamanya dalam Keburukan atau Penderitaan
Ada waktu di mana kita merasa stress dan pengin menangis sepuas mungkin. Di saat seperti itu, kita seakan lupa atau kaku untuk tersenyum. Seolah-olah tak ada lagi yang bisa disyukuri.
Kenyataanya kita masih bisa menghirup napas tanpa halangan pun sudah patut disyukuri.

3. Hidup di Dunia Tidak selamanya
Satu kata ini kadang-kadang merupakan sebuah renungan yang sangat mendalam. Ketika Kita sedang bahagia, kita jangan sampai larut atau berlebihan merayakannya. Terbahak itu hanya sementara. Begitu pun ketika bersedu-sedan. Airmata yang mengalir akan mencapai titik selesai. Rasa sesak akan perlahan usai.
Memang, orang bilang, tidak semua luka akan sembuh oleh waktu. Akan ada kemudahan sesudah kesulisan yang kita hadapi

4. Kita Harus Punya Yakin Cukup Kekuatan Sampai “Terpilih Ikut Ujian” (Hidup)
Poin ini menjadi bocoran jawaban, kenapa kita yang terpilih untuk menghadapi suatu masalah tertentu. Dalam hal ini, kita patut memercayai diri sendiri. Bahwa kita diberi ujian bukan tanpa alasan. Selain karena derajatnya akan naik, kita sudah dijelas dianggap kuat dan mampu. Aamiin..
 Baca Juga - Sukses di Usia Muda 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel